Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ujian Akhir Semester Imunologi dan Serologi
Nama: Keisya Nabila Amanda Nim : G1E121029 Kelas : A 1. Jelaskan mengapa a da perbedaan antara maturasi sel limfosit T dan maturasi s...
-
Pertemuan 13 Fitokimia Senyawa Antosianin https://youtu.be/HZgPFbNc5Jk
-
Kimia Farmasi Kuantitatif Pertemuan 4 Metode Presipitasi: https://youtu.be/HbEkSfGMSps
-
Pertemuan 10 Fitokimia: Tumbuhan Penghasil Steroid https://youtu.be/OkxbSwqdCSQ
sesuai yang telah dijelaskan keisya di dalam video pada bagian uji permeabilitas in vitro bahwa persiapan cairan reseptor dilakukan pembuatan cairan fosfat dengan ph 7,4 lalu membran uji pada kulit ular itu sebelum digunakan kulit ular python reticulates direndam terlebih dahulu pada cairan dapar fosfat pada PH 7,4. Nah pertanyaan saya mengapa harus direndam terlebih dahulu kulit ular tersebut dan mengapa harus menggunakan cairan dapar fosfat dengan PH 7,4, apakah boleh menggunakan cairan lain saat kulit ularnya di rendam ?
BalasHapusPada uji in vitro perlu dilakukan pengaturan kondisi agar menyerupai kondisi tubuh yang sebenarnya, kulit ular phyton disini direndam terlebih dahulu dengan dapar fosfat ph 7,4 sebagai pelarut dengan bertujuan untuk mengkondisikan cairan seperti pH tubuh normal, yaitu tubuh manusia normal mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45. Pembuatan pH dapar dapat dilakukan dengan mencampurkan KH2PO4 27,6 gram dan NaOH 8 garam dalam air 1 liter. Setelah itu pH diukur dengan pH meter sampai tercapai pH 7,4. Pengkondisian pH dan suhu sesuai dengan pH dan suhu manusia normal dimaksudkan untuk menghasilkan nilai pengukuran yang mendekati atau sama dengan bila pengujian dilakukan langsung terhadap tubuh manusia. Jadi, jika penggunaan cairan lain yg tidak memiliki ph 7, 4 saat perendaman kulit ular phyton berarti hal ini akan mempengaruhi hasil pengukurannya karena cairan tersebut tidak mendekati ph tubuh normal manusia.
Hapusseperti yg telah dijelaskan di video keisya bahwasanya kulit ular di penelitian ini berperan sebagai membran uji. Bagaimana pengaruhnya ke hasil akhir dari percobaan jika kulit ular phyton tersebut digantikan dengan kulit hewan lain? apakah percobaan tersebut akan gagal atau tidak?
BalasHapusJika digunakan kulit hewan lain, hal ini tentu akan berpengaruh ke hasil percobaannya. kulit ular memiliki struktur stratum korneum hampir sama dengan manusia. Stratum korneum, merupakan suatu barier penetrasi obat ke dalam tubuh. Kebanyakan senyawa obat tidak memiliki kemampuan melewati stratum korneum, sehingga diperlukan peningkatan profil penetrasi perkutan obat. Pengaturan dan peningkatan penetrasi perkutan obat dapat dilakukan dengan zat peningkat penetrasi (metode kimia). Jadi, jika kulit hewan lain tersebut tidak sesuai kriterianya untuk dijadikan membran uji yaitu tidak memiliki stratum korneum yg hampir sama dengan manusia seperti kulit ular, maka percobaan tersebut gagal karena kegegalan pengukuran penetrasi obat yg masuk.
Hapus